Pendidikan Mempunyai
Akar Yang Pahit, Tapi Buahnya Manis. (Aristoteles)
Sebuah pohon pasti terbentuk dari akarnya dahulu, yang terletak dibawahnya, kemudian akan tumbuh serta akan menghasilkan buah yang manis. Jika awal dari segala sesuatu harus
kita lakukan dengan bersusah payah terlebih dahulu untuk mencapai hasil yang
terbaik pastilah membutuhkan proses serta perjuangan, karena proses itu
tidaklah sebentar dan perlu banyak hal yang terlewati, pendidikan adalah proses
dimana seseorang yang tidak tahu apapun menjadi tahu, namun rasa tahu kita,
rasa keingin tahuan kita serta rasa mengetahui tentang sesuatu pastilah dari
berbagai macam latar belakang serta asal-usul yang berbeda. kalau memang
pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. Maka pendidikan dari
proses mencari tahu dan menjadi tahu adalah proses dimana sebuah kesulitan,
kesengsaraan dan masalah yang datang dengan segala tipenya mengkondisikan
adanya sebuah kegagalan, dan itu semua menjadi sebuah akar yang pahit yang kita
harus bisa melalui dan berusaha agar bisa mendapatkan buah yang manis dari
haril pendidikan itu.
Tapi dewasa ini, generasi muda yang
ada sekang tidak mencari atau mengawali sesuatu hal dengan pahit dahulu seperti
pendidikan, mereka mungkin sudah bisa mencari dan tentu merasakan segala
sesuatu dengan mudah, cepat atau instan. Karena di zaman modern ini segala yang
kita inginkan mudah untuk didapat, ditemui serta dibutuhkan. Sama dengannya
sebuah pendidikan di Indonesia, karena perkembangan zaman sudah berkembang
sangat cepat membuat tekhnologi atau IPTEK yang dibawa dari perkembangan negara
luar yang mengharuskan negara kita harus ikut merasakan dampaknya, hal ini menjadi
sesuatu yang harus dipikirkan atau menjadi sebuah bahan renungan bagi semua
elemen masyarakat, khususnya generasi muda penerus bangsa yang dampaknya dirasa
sendiri.
Kemudahan dan kecanggihan berbagai
alat, tekhnologi serta IPTEK, membuat orang bisa lupa diri, hal ini ditujukan
pada kita, kami serta semua orang merasakan dampak positif dari yang
menggunakan dan merasakannya, sebagai konsumen banyak diberi hal yang baik dan
bagus membuat kita lupa akan daratan, yaitu ternyata dibalik dampak yang
positif terbapat sesuatu yang bersifat negatif bagi pengguna/konsumen, sebab
kemudahan dan kecanggihan IPTEK tersebut membuat pelajar,siswa/i dan mahasiswa
sebagai pelaku di dalam dunia pendidikan menjadi melupakan suatu kerja keras,
usaha serta kreatifitas yang ada. Mengapa hal ini terjadi?, ya dewasa ini banyak
terjadi bahwa karena kemudahan yang didapatkan dan sangat mudah untuk
diperolehnya dimasa saja, kapan saja membuat tidak sadar bahwa dampat positif
yang didapat akan menjadi dampat negatif bagi konsumen bila menggunakan
tekhnologi itu dengan tidak bijak.
Contoh dari dunia pendidikan, siswa
menjadi tidak adanya suatu usaha karena mereka mengerjakan tugas/PR sekarang
bisa melihat sumber dari kecanggihan tekhnologi yaitu internet dengan mudah,
bagi yang tidak bijak dalam menggunakan akan salah kaprah, sebab mereka yang
malas dalam mengerjakan tugas akan mudah saja untuk mengcopy paste/ menjiblak
hasil karya orang lain, hal intu juga sama dengan mereka juga tidak kreatif
dalam mengembangkan pemikiran mereka, dan itu dampak negatif sebagian kecil
dari dunia pendidikan yang harus dievaluasi.
Tidak
ada anak yang bodoh atau yang tidak bisa, tetapi hanya ada yang membedakannya
yaitu, malas dan rajin bagi anak/orang yang rajin dia akan bijak dalam
meghadapi perkembangan zaman khususnya IT/IPTEK, dengan menggunakan semua
fasilitas yang canggih itu dengan baik, benar dan efektif sebab mereka berpikir
bahwa kemudahan bukan berarti membuat mereka malas mengembanagkan
kreatifitasnya serta menjadi mereka manusia yang tidak berkualitas karena
menjiplak karya orang lain, tetapi kemudahan yang ada sekarang mereka pandang
sebagai sebuah bantuan yang membuat sebagai perbandingan dari sesuatu yang
berbeda-beda dari pandangan, ide/gagasan serta kreatifitas orang lain. Jadi tetap
bagi konsumen yang memandang bijak perkembangan globalisasi mereka akan
berpendapat sama dengan tokoh Aristoteles bahwa “pendidikan mempunyai akar yang
pahit, tapi buahnya manis”, yaitu tetapi segala yang baik diawali dengan sebuah
proses dan perjalanan yang panjang dan berliku-liku untuk mendapat hasil yang
terbaik dari apa yang kita perbuat/lakukan sebagai bentuk usaha/kerja keras
dari kemampuan yang dimiliki.
By: Kristin Anisa
By: Kristin Anisa
thanks share
BalasHapus