Blue Spinning Frozen Snowflake

Selasa, 25 November 2014

TULISAN 6

Pendidikan Mempunyai Akar Yang Pahit, Tapi Buahnya Manis. (Aristoteles)

Sebuah pohon pasti terbentuk dari akarnya dahulu, yang terletak dibawahnya, kemudian akan tumbuh serta akan menghasilkan buah yang manis. Jika awal dari segala sesuatu harus kita lakukan dengan bersusah payah terlebih dahulu untuk mencapai hasil yang terbaik pastilah membutuhkan proses serta perjuangan, karena proses itu tidaklah sebentar dan perlu banyak hal yang terlewati, pendidikan adalah proses dimana seseorang yang tidak tahu apapun menjadi tahu, namun rasa tahu kita, rasa keingin tahuan kita serta rasa mengetahui tentang sesuatu pastilah dari berbagai macam latar belakang serta asal-usul yang berbeda. kalau memang pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. Maka pendidikan dari proses mencari tahu dan menjadi tahu adalah proses dimana sebuah kesulitan, kesengsaraan dan masalah yang datang dengan segala tipenya mengkondisikan adanya sebuah kegagalan, dan itu semua menjadi sebuah akar yang pahit yang kita harus bisa melalui dan berusaha agar bisa mendapatkan buah yang manis dari haril pendidikan itu.


Tapi dewasa ini, generasi muda yang ada sekang tidak mencari atau mengawali sesuatu hal dengan pahit dahulu seperti pendidikan, mereka mungkin sudah bisa mencari dan tentu merasakan segala sesuatu dengan mudah, cepat atau instan. Karena di zaman modern ini segala yang kita inginkan mudah untuk didapat, ditemui serta dibutuhkan. Sama dengannya sebuah pendidikan di Indonesia, karena perkembangan zaman sudah berkembang sangat cepat membuat tekhnologi atau IPTEK yang dibawa dari perkembangan negara luar yang mengharuskan negara kita harus ikut merasakan dampaknya, hal ini menjadi sesuatu yang harus dipikirkan atau menjadi sebuah bahan renungan bagi semua elemen masyarakat, khususnya generasi muda penerus bangsa yang dampaknya dirasa sendiri.


Kemudahan dan kecanggihan berbagai alat, tekhnologi serta IPTEK, membuat orang bisa lupa diri, hal ini ditujukan pada kita, kami serta semua orang merasakan dampak positif dari yang menggunakan dan merasakannya, sebagai konsumen banyak diberi hal yang baik dan bagus membuat kita lupa akan daratan, yaitu ternyata dibalik dampak yang positif terbapat sesuatu yang bersifat negatif bagi pengguna/konsumen, sebab kemudahan dan kecanggihan IPTEK tersebut membuat pelajar,siswa/i dan mahasiswa sebagai pelaku di dalam dunia pendidikan menjadi melupakan suatu kerja keras, usaha serta kreatifitas yang ada. Mengapa hal ini terjadi?, ya dewasa ini banyak terjadi bahwa karena kemudahan yang didapatkan dan sangat mudah untuk diperolehnya dimasa saja, kapan saja membuat tidak sadar bahwa dampat positif yang didapat akan menjadi dampat negatif bagi konsumen bila menggunakan tekhnologi itu dengan tidak bijak.


     
Contoh dari dunia pendidikan, siswa menjadi tidak adanya suatu usaha karena mereka mengerjakan tugas/PR sekarang bisa melihat sumber dari kecanggihan tekhnologi yaitu internet dengan mudah, bagi yang tidak bijak dalam menggunakan akan salah kaprah, sebab mereka yang malas dalam mengerjakan tugas akan mudah saja untuk mengcopy paste/ menjiblak hasil karya orang lain, hal intu juga sama dengan mereka juga tidak kreatif dalam mengembangkan pemikiran mereka, dan itu dampak negatif sebagian kecil dari dunia pendidikan yang harus dievaluasi.

Tidak ada anak yang bodoh atau yang tidak bisa, tetapi hanya ada yang membedakannya yaitu, malas dan rajin bagi anak/orang yang rajin dia akan bijak dalam meghadapi perkembangan zaman khususnya IT/IPTEK, dengan menggunakan semua fasilitas yang canggih itu dengan baik, benar dan efektif sebab mereka berpikir bahwa kemudahan bukan berarti membuat mereka malas mengembanagkan kreatifitasnya serta menjadi mereka manusia yang tidak berkualitas karena menjiplak karya orang lain, tetapi kemudahan yang ada sekarang mereka pandang sebagai sebuah bantuan yang membuat sebagai perbandingan dari sesuatu yang berbeda-beda dari pandangan, ide/gagasan serta kreatifitas orang lain. Jadi tetap bagi konsumen yang memandang bijak perkembangan globalisasi mereka akan berpendapat sama dengan tokoh Aristoteles bahwa “pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis”, yaitu tetapi segala yang baik diawali dengan sebuah proses dan perjalanan yang panjang dan berliku-liku untuk mendapat hasil yang terbaik dari apa yang kita perbuat/lakukan sebagai bentuk usaha/kerja keras dari kemampuan yang dimiliki. 

By: Kristin Anisa

1 komentar :