Pendidikan Yang Baik Tidak Menjamin Pembentukan Watak Yang Baik. (Fonttenelle)
Banyak
dijaman modern ini segala sesuatu sudah sangat mudah dan cepat, bahkan untuk
mencari informasi dari jarak jauh saja sudah sangat canggih dengan menggunakan
tekhnologi yang modern, bahkan untuk melihat dunia luar pun sudah bisa dan
cepat dengan mengunjungi mbah gogle dengan internet. Tapi karena hal ini sudah
menjadi mudah dan tidak susah lagi bagi manusia maka banyak yang menggunakan
kecanggihan tekhnologi yang dibawa kedunia pendidikan dimasa sekarang.
Pendidikan yang baik yang mempunyai cita-cita dan bertujuan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk generasi-generasi emas penerus bangsa yang berkarakter serta menjadikan insan-insan/pemuda dan pemudi yang menjadi sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat membangun Negara Indonesia ini dimasa mendatang. Tetapi pendidikan yang baik yang diharapkan ternyata tidak menjamin pembentukan watak yang baik hal itu dikutip menurut (Fonttenelle), kenapa hal ini bisa terjadi? Sebuah tanda tanya yang menjadi persoalan mengapa pendidikan yang sudah terorganisir, terstruktur dan terjamin mutu dan kualitasnya baik tidak bisa menjadin sebuah watak/kepribadian yang baik pula, padahal jelas seharusnya dari yang baik pasti bisa menghasilkan sesuatu yang baik pula, apa yang salah? Atau keliru?,
Mungkin pemerintahannya?, pendidikannya(sistem/kurikulum)?, sekolahnya?, pendidiknya? Atau peserta didiknya?. Semua pasti tidak akan ada yang mau disalahkan lagi pula kalau mencari siapa yang harus disalahkan tidak akan ada habisnya, lebih baik mencari perbaikan yang memang harus diperbaiki/koreksi/evaluasi, hal-hal seperti itu sebaiknya harus segera dicari sebuah solusi dan jalan keluarnya agar menjadi sebuah pembelajaran dari evaluasi tersebut. Namun yang dipersoalkan dan mencari filsafahnya dari kata-kata bijak menurut tokoh diatas, yaitu pendidikan yang baik tidak menjamin pembentukan watak baik, kutipan tersebuh pastinya menjurus atau mengarah pada suatu hasil (output) yaitu peserta didik, siswa/i dan anak didik.
Merekalah yang bisa menjamin apakah suatu pendidikan itu bisa sukses atau berhasil dalam proses pendidikannya, karena kata-kata bijak dari tokoh tersebut memang mengarah pada outpunya, hal ini jelas sebab peserta didik/siswa/i yang mendapat pendidikan yang baik dan layak dari segi (sekolah, sistem belajar/mengajar/pembelajaran, tenaga kependidikan,fasilitas/sarana prasarana) harusnya bisa menjadi hasil dari pendidikan yang baik seperti kutipan diatas, tetap ternyata kenyataannya pendidikan yang baik mengedepankan pendidikan intelektual/kognitif/knowglenya saja, dan banyak yang melupakan bahkan mengesampingkan dari pendidikan pembentukan watak, kepribadian, karakter dan afektifnya.
Dan hal ini menyebabkan kata-kata bijak diatas memang sesuai dengan kondisi yang ada didalam dunia pendidikan masa sekarang ini. Alakah sangat membuat kita harus lebih bisa membenahi apa yang harus diperbaiki, tapi ternyata dunia pendidikan pun sangat cepat dan tangggap dalam menyikapi permasalahan tersebut sehinggga pada tahun 2013 pemerintah mengevalusi sebuah sistem pendidikanya dari perangkat dalam pendidikanjya yaitu, Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Membuat suatu tantangan bagi dunia pendidikan untuk membuaktikan bahwa pendidikan yang baik akan dan pasti menjamin pendidikan watak, kepribadian, karakter dan sikap(afektif) yang baik pula.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar