Blue Spinning Frozen Snowflake

Minggu, 30 November 2014

KRITIKAN 1 ( Pendidikan Menjerit )




KAMI HANYA INGIN SEKOLAH 

APAKAH MASIH MENUTUP MATA DAN TELINGA?






Apakah salah apabila kami ingin menggapai mimpi dan cita-cita?, jawabannya sepertinya tidak. Tapi mengapa untuk pergi kesekolah saja kami harus bersusah payah dahulu, kami memang tidak seberuntung teman-teman yang lain, yang bisa pergi ke sekolah dengan mudah dan cepat, contoh teman-teman kami yang beruntung di kota besar sana, bisa pergi ke sekolah bersama-sama dengan adanya antar jemput mobil sekolah, kemudian ada yang pergi ke sekolah dengan menggunakan mobil/motor/sepedah pribadi dengan jalan dan rute yang terjangkau dan juga aman dan nyaman, serta walaupun ada teman-teman yang pergi ke sekolah hanya berjalan kaki, tapi mereka berjalan di jalan/rute yang bisa ditempuh dengan baik, nyaman serta aman. Sedangkan kami di sini tidak seberuntung mereka semua. Demi pergi ke sekolah kami harus berjuang keras melawan rasa takut dan malas kami dalam menempuh perjalanan untuk bisa berangkat sekolah, hal ini mengapa terjadi, karena jalan menuju sekolah kami tidaklah mudah dan aman untuk dilewati. Karena jembatan yang menghubungkan jalan menuju sekolah kami mengalami kerusakan yang luar biasa parah dan sangat menghawatirkan sekali bagi pengguna jembatan itu, akses jalan yang dilewati dari jembatan itu, sangat dibutuhkan sekali sebab jembatan itu adalah akses untuk pergi ke desa yang cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu apabila jembatan itu rusak atau tidak bisa digunakan lagi, masyarakat akan kesulitan untuk beraktifitas dan akan memerlukan waktu yang lumanyan lama, dibandingkan dengan melewati jembatan itu.

Mungkin warga hanya bisa menyeluh kesah, serta mereka juga sudah memberitahukan pada pejabat daerah yang seharusnya cepat dan tanggap dalam melakukan tindakan atau bisa untuk segera turuntangan untuk memperbaiki jembatan sebagai akses masyarakat ke desa seberang dan anak-anak yang harus bersekolah. Tapi hal itu mungkin menjadi masalah yang berlarut-larut tanpa adanya solusi yang disertai dengan peninjauan ulang atau mungkin mereka bahkan tidak mengupayakan atau berusaha untuk menyegerakan perbaikan jembatan. Padahal jembatan tersebut adalah kebutuhan akses jalan yang seharusnya dipenuhi dan di fasilitasi dengan baik dan benar oleh pemerintah pusat dan daerah setempat. Tapi mengapa keselamatan warga masyarakat serta anak-anak yang harus dipertaruhkan, kenapa itu terjadi padahal seharusnya mereka tidak usah banyak berpikir lagi atau benyak menurunkan kebijakan yang bertele-tele atau berlarut-larut, padahal itu sudah menjadi tanggungjawab pejabat daerah pada warga masyarakatnya sebagai janji dari apa yang dahulu dijanjikan, serta memang sudah menjadi urusan untuk bisa melindungi, menjaga dan memberi fasilitas dan keamanan yang baik dan benar kepada seluruh warganya dan daerah yang dipimpinnya.

Mereka hanya ingin sekolah, itu mimpi mereka, cita-cita mereka. Kalau tidak bukan karena semangat anak negeri yang ada serta kegigihan, keberaniaan dan ketidak putusasaan, yang mereka miliki pastilah mereka tidak mungkin menjalani ini semua, dengan setiap hari harus melewati jembatan rusak/tidak layak untuk dilewati demi pergi/berangkat ke sekolah. Tapi pemimpin kita hanya bisa menutup mata dan telinganya, alias lebih memilih pura-pura tidak melihat keadaan daerahnya dan tidak mendengar teriakan serta suara raknyanya. Sungguh mengerikan pemimpin kita.

Padahal perbaikan jembatan tidaklah membutuhkan dana yang bermiliar-milar, serta pasti sudah memiliki anggaran tersendiri untuk perbaiakan fasilitas umum, tapi untuk keselamatan warganya saja, harus benyak pertimbangan yang luar biasa susahnya. Padahal nasib anak bangsa yang harus mempertahruhkan nyawanya adalah sesuatu yang sangat penting dari pembangunan mall, perumahan, study tour dll.

Generasi penerus bangga adalah anak-anak yang berani menantang maut untuk bisa belajar mereka rela pergi ke sekolah dengan melewati jembatan yang tidak layak dipergunakan lagi. Padahal bagi sebagian orang hal itu sangat mengerikan dan mungkin bagi kami yang beruntung tidak akan seberani dan memiliki kekuatan untuk bisa menjalani itu semua. Kami yang penuh dengan kemewahan, kemudahan dalam hal apapun adalah anak-anak yang mungkin tidak sehebat mereka semua, yang gigih dan semangat untuk bersekolah walau akses menuju sekolah yang dilalui sangat sulit, tapi mereka tetap sekolah. Sedangkan kami sakit deman sedikit tidak mau ke sekolah bahkan ada juga yang masih malas-malasan untuk bersekolah ataupun di sekolah hanyalah main-main saja. Padahal mereka untuk perginya saja sudah sulit melewati jembatan rusak, tapi tetap semangat bahkan tidak ada keluhan untuk bermalas-malasan peergi sekolah karena alasan jembatan rusak. Subhanallah Maha sempuna Allah yang memberi cobaan kepada Hamba-hamba pilihan-Nya.

Jadi teman masihkah kita bermalas-malasan untuk bersekolah? Atau kah masih tidak semangat untuk menggapai cita-cita?. padahal punya segalanya apapun ada dan mudah untuk didapatkan. tapi masih tetap mengeluh saja.


Serta untuk pejabat yang ditanggungjawabkan untuk memimpin rakyanya, masihkah kalian tetap diam menutup mata dan telinga kallian? Atau bahkan tidak mau melakukan apapun? Padahal suara rakyat sangatlah penting dan mereka hanya ingin kalian memberi yang hal yang tidak mahal yaitu seorang pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab kepada warga masyarakatnya. 

Ataukah media yang harus seharus mengangkat kehidupan masyarakat yang memang dengan begitu pejabat setempat akan malu dan bergerak cepat untuk bertindak karena denga hal itu mereka akan sadar dan malu. Sebab pemimpin kita harus banyak sedikit disentil hati nuraninya. Maka semua pihak harus bersama-sama untuk membangun negeri ini agar lebih sejahtera dan aman.
   




By: Kristin Anisa 3B PGSD

Tidak ada komentar :

Posting Komentar