PENDIDIKAN
DI NEGERI KU BAGAIKAN
BLACK BOX (KOTAK HITAM)
Pendidikan di Indonesia diibaratkan seperti black
box....kenapa???, ya yang kita ketahui dari beberapa sebagai orang awan, black
box merupakan alat atau sebuah perangkat yang ada di dalam setiap pesawat
terbang, dan akan dicari pada saat pasca kecelakaan. Kenapa dicari?, ya karena
alat itu digunakaan sebagai saksi hidup dari sebuah kecelakaan yang terjadi,
karena alat itu dibuat sebagai alat perekam di dalam pesawat, dan bisa menjadi
bukti tentang penyebab-penyebab mengapa pesawat jatuh. Sedikit penjelasan black
box. Selebihnya ingin lebih tahu,,,,,yuk baca:)
Ketika terjadi kecelakaan pesawat terbang, selain
sibuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat, menyelamatkan dan mengevakuasi korban.
Ada pula sesuatu yang selalu dicari-cari, apakah itu? Benda itu adalah Black
Box atau disebut pula kotak hitam. Apakah fungsi black box itu? Mengapa
benda itu termasuk yang amat dicari saat tejadi kecelakaan pesawat terbang?
Ide dasar dari pembuatan kotak hitam adalah bahwa perlu adanya informasi yang
menjelaskan segala kegiatan yang terjadi selama pesawat sedang terbang.
Informasi ini digunakan untuk mengetahui apa penyebab sebuah pesawat mengalami
kecelakaan misalnya.
Awalnya
alat pencatat kegiatan pesawat diciptakan oleh pencipta pesawat terbang yaitu
oleh Wright Bersaudara pada tahun 1900-an, berupa alat pencatat putaran
baling-baling. Selanjutnya 50 tahun kemudian barulah diciptakan kotak hitam
pertama oleh Dr David Warren, Australia. Warren menggagas alat ini saat
sebelumnya terjadi kecelakaan pesawat jet pertama De Havilland Comet DH-106,
yang sama sekali tidak diketahui penyebabnya.
Dalam perkembangannya, black box ini terdiri dari dua
bagian utama, yaitu FDR (Flight Data Recorder – perekam data penerbangan) dan
CVR (cockpit Voice Recorder – perekam suara di kokpit). Masing-masing dapat
merekam hingga 700 parameter penerbangan seperti waktu terbang, tekanan udara,
ketinggian, kecepatan angin, keseimbangan horizontal, arah kompas, dan
sebagainya. Juga dapat merekam hingga 25 jam pembicaraan terakhir pilot.
Alat
ini disimpan di bagian ekor pesawat, tempat yang diduga paling aman jika
pesawat mengalami kecelakaan. Dan alat ini dibungkus dalam sebiah kotak yang
disebut CSMU (Crash-survivable memory unit), yang berlapis-lapis masing-masin
aluminium tipis, silika, dan baja tahan karat atau juga titanium, yang amat
kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi ekstrim, seperti tahan terhadap suhu
1.100 derajat celcius selama 1 jam, bertahan dalam air laut selama 30 hari,
tahan terhadap bahan kimia, dan juga tahan benturan yang kuat hingga 3.400 G
(manusia akan pingsan jika mengalami tekanan 5 G selama lima detik).
Kotak hitam juga dilengkapi dengan ULB (Underwater Locator Beacon), yang akan
mengeluarkan sinyal suara ultrasonik setelah terjadi kecelakaan selama 30 hari
(dengan harapan akan lebih mudah diketahui posisi jatuhnya pesawat).
Tentu anda akan bertanya, jika FDR dan CVR akan aman
berada di dalam kotak hitam tadi, lalu mengapa pesawat terbang tidak dibuat
dari bahan yang sama, sehingga bisa melindungi penumpangnya? Pesawat akan lebih
kuat tetapi sekaligus berat dan tentunya tidak akan bisa terbang.
Saat
kecelakaan terjadi dan kotak hitam ditemukan, maka kotak itu segera di kirim ke
organisasi yang netral (bukan bagian dari perusahaan pesawat yang terkena
musibah) dan dilakukan pembacaan dan analisa. Pembacaan dan analisa yang
mendalam membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan lebih lama lagi. Untuk
membaca tidak memerlukan waktu lama, tinggal menghubungkan unit kotak hitam
tadi ke alat pembaca.
Namun yang lama adalah analisa nya, karena membutuhkan
berbagai pendapat ahli mulai dari ahli penerbangan, mesin, dan juga ahli
kesehatan dan kejiwaan sang pilot.
Kotak
hitam ini sebenarnya tidak berwarna hitam, namun berwarna oranye. Barangkali
karena ditemukan hangus dan menjadi hitam, maka dikenal dengan nama kotak hitam
atau black box.
Dewasa ini ada persamaan yang terlihat dari masalah yang
terjadi pada saat kecelakan pada pesawat yang sudah dijelaskan di atas terjadi
pula pada dunia pendidikan di Indonesia, yakni bahwa pendidikan di negeri kita
diibaratkan seperti black box.
Ya seperti kita ketahui bahwa, semua pihak akan
menyadari sebuah kegagalan ataupun terjadinya hal yang tidak diinginkan,
apabila yang terjadi seperti contoh kegagalan pendidikan morak dan akhlak,
kebobrokan dunia pendidikan dari beberapa sistemnya, ataupun dari beberapa
elemen-elemen yang lainnya. Pastilah akan ditindak lanjuti apabila sudah
terjadi, baru akan dicari kenapa?, dimana? Kapan?, siapa?, dan bagaimana?.
Kenapa pendidikan kita harus nasibnya sama dengan
black box?..... dicari apabila sudah terjadi kecelakaan pesawat, ataupun black
box sudah terbakar menjadi gosong, padahal awalnya kotak sebagai alat ini tidak
hitam, disebut kotak hitam karena ditemukan pada saat sudah terbakar, pastilah
menjadi hitam. Apakah nasib pendidikan di negeri tercinta ini juga harus seperti
black box???.
Ya pastilah semua pihak tidak akan menginginkan hal
seperti itu, dicari setelah terjadi musibah yang tidak diinginkan. Tetapi
memang kenyataan yang terjadi bahwa pendidikan di Indonesia akan diperbaiki,
dievaluasi, dibenahi ataupun ditindak lanjuti apabila sudah adanya hal yang
tidak diinginkan terjadi, barulah disadari untuk dicari penyebab-penyebab
masalah yang menimbulkan hal yang tidak diinginkan itu ada. Karena seharunya
pendidikan yang ada di Indonesia selalu dibenahi atau adanya perbaikan tanpa
harus menunggu masalah yang besar muncul berbondong-bondong.
Sebab kalau
dilihat dari sisi yang lain, black box dengan pendidikan di Indonesia juga
memiliki perbedaan yakni alat untuk pesawat terbang itu dibuat memiliki tujuan
yang memang digunakaan serta disempurnakan dengan tujuan untuk menjadi alat
yang bisa menjadi bukti peristiwa yang terjadi pada saat pasca kecelakaan
pesawat terbang, dan memang dibuat untuk sebuah alat yang akan dianalisis
setelah terjadi kecelakaan. Sedangkan pendidikan di Indonesia seharusnya adanya
sebuah evaluasi/perbaikan dan pembenahan disetiap waktu, tanpa harus dulu
menunggu sebuah kecelakaan/permasalah terjadi baru dicari deh....kenapa
penyebabnya, bagaimana, kapan, dimana, siapa.
Kalau hal itu terjadi pendidikan akan banyak korban
yang berjatuhan seperti tragedi/musibah kecelakan pesawat yang terjadi, sebab
black box yang ditemukan hanya untuk mencari tahu penyebab terjadinya sebuah
kecelakaannya saja. Tapi korban yang berjatuhan akan tetap menjadi jenazah yang
harus kembali kepada sang penciptaNya, Tidak akan hidup kembali orang yang
memang sudah menjadi korban kecelakaan tersebut.
Jadi jangan sampai pendidikan kita, yang memang
diibaratkan seperti black box itu akan terus diibaratkan seperti itu. Karena
jangan sampai pendidikan memakan korban orang-orang yang tidak berdosa yang
harus menanggungnya.
Padahal kenyataannya orang-orang yang memikirkan
dirinya sendiri ataupun kepentingan hidupnya yang menjadi oknum/pihak yang
tidak bertanggung jawab dalam mengelola dunia pendidikan, yang menjadi penyebab
yang utama. Astagfirullah alaazim......
By: Kristin Anisa
Tidak ada komentar :
Posting Komentar