Blue Spinning Frozen Snowflake

Jumat, 02 Januari 2015

Berfilsafat Yuk...



PENDIDIKAN DI NEGERI KU BAGAIKAN 
BLACK BOX (KOTAK HITAM)




Pendidikan di Indonesia diibaratkan seperti black box....kenapa???, ya yang kita ketahui dari beberapa sebagai orang awan, black box merupakan alat atau sebuah perangkat yang ada di dalam setiap pesawat terbang, dan akan dicari pada saat pasca kecelakaan. Kenapa dicari?, ya karena alat itu digunakaan sebagai saksi hidup dari sebuah kecelakaan yang terjadi, karena alat itu dibuat sebagai alat perekam di dalam pesawat, dan bisa menjadi bukti tentang penyebab-penyebab mengapa pesawat jatuh. Sedikit penjelasan black box. Selebihnya ingin lebih tahu,,,,,yuk baca:)

Ketika terjadi kecelakaan pesawat terbang, selain sibuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat, menyelamatkan dan mengevakuasi korban. Ada pula sesuatu yang selalu dicari-cari, apakah itu? Benda itu adalah Black Box atau disebut pula kotak hitam. Apakah fungsi black box itu? Mengapa benda itu termasuk yang amat dicari saat tejadi kecelakaan pesawat terbang?

Ide dasar dari pembuatan kotak hitam adalah bahwa perlu adanya informasi yang menjelaskan segala kegiatan yang terjadi selama pesawat sedang terbang. Informasi ini digunakan untuk mengetahui apa penyebab sebuah pesawat mengalami kecelakaan misalnya.

Awalnya alat pencatat kegiatan pesawat diciptakan oleh pencipta pesawat terbang yaitu oleh Wright Bersaudara pada tahun 1900-an, berupa alat pencatat putaran baling-baling. Selanjutnya 50 tahun kemudian barulah diciptakan kotak hitam pertama oleh Dr David Warren, Australia. Warren menggagas alat ini saat sebelumnya terjadi kecelakaan pesawat jet pertama De Havilland Comet DH-106, yang sama sekali tidak diketahui penyebabnya.
Dalam perkembangannya, black box ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu FDR (Flight Data Recorder – perekam data penerbangan) dan CVR (cockpit Voice Recorder – perekam suara di kokpit). Masing-masing dapat merekam hingga 700 parameter penerbangan seperti waktu terbang, tekanan udara, ketinggian, kecepatan angin, keseimbangan horizontal, arah kompas, dan sebagainya. Juga dapat merekam hingga 25 jam pembicaraan terakhir pilot.
 
Alat ini disimpan di bagian ekor pesawat, tempat yang diduga paling aman jika pesawat mengalami kecelakaan. Dan alat ini dibungkus dalam sebiah kotak yang disebut CSMU (Crash-survivable memory unit), yang berlapis-lapis masing-masin aluminium tipis, silika, dan baja tahan karat atau juga titanium, yang amat kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi ekstrim, seperti tahan terhadap suhu 1.100 derajat celcius selama 1 jam, bertahan dalam air laut selama 30 hari, tahan terhadap bahan kimia, dan juga tahan benturan yang kuat hingga 3.400 G (manusia akan pingsan jika mengalami tekanan 5 G selama lima detik).

Kotak hitam juga dilengkapi dengan ULB (Underwater Locator Beacon), yang akan mengeluarkan sinyal suara ultrasonik setelah terjadi kecelakaan selama 30 hari (dengan harapan akan lebih mudah diketahui posisi jatuhnya pesawat). 

Tentu anda akan bertanya, jika FDR dan CVR akan aman berada di dalam kotak hitam tadi, lalu mengapa pesawat terbang tidak dibuat dari bahan yang sama, sehingga bisa melindungi penumpangnya? Pesawat akan lebih kuat tetapi sekaligus berat dan tentunya tidak akan bisa terbang.

Saat kecelakaan terjadi dan kotak hitam ditemukan, maka kotak itu segera di kirim ke organisasi yang netral (bukan bagian dari perusahaan pesawat yang terkena musibah) dan dilakukan pembacaan dan analisa. Pembacaan dan analisa yang mendalam membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan lebih lama lagi. Untuk membaca tidak memerlukan waktu lama, tinggal menghubungkan unit kotak hitam tadi ke alat pembaca. 

Namun yang lama adalah analisa nya, karena membutuhkan berbagai pendapat ahli mulai dari ahli penerbangan, mesin, dan juga ahli kesehatan dan kejiwaan sang pilot.

Kotak hitam ini sebenarnya tidak berwarna hitam, namun berwarna oranye. Barangkali karena ditemukan hangus dan menjadi hitam, maka dikenal dengan nama kotak hitam atau black box.



Dewasa ini ada persamaan yang terlihat dari masalah yang terjadi pada saat kecelakan pada pesawat yang sudah dijelaskan di atas terjadi pula pada dunia pendidikan di Indonesia, yakni bahwa pendidikan di negeri kita diibaratkan seperti black box. 

Ya seperti kita ketahui bahwa, semua pihak akan menyadari sebuah kegagalan ataupun terjadinya hal yang tidak diinginkan, apabila yang terjadi seperti contoh kegagalan pendidikan morak dan akhlak, kebobrokan dunia pendidikan dari beberapa sistemnya, ataupun dari beberapa elemen-elemen yang lainnya. Pastilah akan ditindak lanjuti apabila sudah terjadi, baru akan dicari kenapa?, dimana? Kapan?, siapa?, dan bagaimana?.

Kenapa pendidikan kita harus nasibnya sama dengan black box?..... dicari apabila sudah terjadi kecelakaan pesawat, ataupun black box sudah terbakar menjadi gosong, padahal awalnya kotak sebagai alat ini tidak hitam, disebut kotak hitam karena ditemukan pada saat sudah terbakar, pastilah menjadi hitam. Apakah nasib pendidikan di negeri tercinta ini juga harus seperti black box???.
 
Ya pastilah semua pihak tidak akan menginginkan hal seperti itu, dicari setelah terjadi musibah yang tidak diinginkan. Tetapi memang kenyataan yang terjadi bahwa pendidikan di Indonesia akan diperbaiki, dievaluasi, dibenahi ataupun ditindak lanjuti apabila sudah adanya hal yang tidak diinginkan terjadi, barulah disadari untuk dicari penyebab-penyebab masalah yang menimbulkan hal yang tidak diinginkan itu ada. Karena seharunya pendidikan yang ada di Indonesia selalu dibenahi atau adanya perbaikan tanpa harus menunggu masalah yang besar muncul berbondong-bondong.

Sebab kalau dilihat dari sisi yang lain, black box dengan pendidikan di Indonesia juga memiliki perbedaan yakni alat untuk pesawat terbang itu dibuat memiliki tujuan yang memang digunakaan serta disempurnakan dengan tujuan untuk menjadi alat yang bisa menjadi bukti peristiwa yang terjadi pada saat pasca kecelakaan pesawat terbang, dan memang dibuat untuk sebuah alat yang akan dianalisis setelah terjadi kecelakaan. Sedangkan pendidikan di Indonesia seharusnya adanya sebuah evaluasi/perbaikan dan pembenahan disetiap waktu, tanpa harus dulu menunggu sebuah kecelakaan/permasalah terjadi baru dicari deh....kenapa penyebabnya, bagaimana, kapan, dimana, siapa. 

Kalau hal itu terjadi pendidikan akan banyak korban yang berjatuhan seperti tragedi/musibah kecelakan pesawat yang terjadi, sebab black box yang ditemukan hanya untuk mencari tahu penyebab terjadinya sebuah kecelakaannya saja. Tapi korban yang berjatuhan akan tetap menjadi jenazah yang harus kembali kepada sang penciptaNya, Tidak akan hidup kembali orang yang memang sudah menjadi korban kecelakaan tersebut.

Jadi jangan sampai pendidikan kita, yang memang diibaratkan seperti black box itu akan terus diibaratkan seperti itu. Karena jangan sampai pendidikan memakan korban orang-orang yang tidak berdosa yang harus menanggungnya.

Padahal kenyataannya orang-orang yang memikirkan dirinya sendiri ataupun kepentingan hidupnya yang menjadi oknum/pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengelola dunia pendidikan, yang menjadi penyebab yang utama. Astagfirullah alaazim......

     
     By: Kristin Anisa

Tidak ada komentar :

Posting Komentar